PAMAN DOBLANG
Paman Doblang! Paman Doblang!
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap.
Tanpa lampu. Tanpa lubang cahaya. Pengap.
Ada hawa. Tak ada angkasa.
Terkucil. Temanmu beratus-ratus nyamuk semata.
Terkunci. Tak tahu kapan pintu akan terbuka.
Kamu tak tahu dimana berada.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Apa katamu?

             Ketika haus aku minum dari kaleng karatan.
             Sambil bersila aku mengarungi waktu
             lepas dari jam, hari dan bulan.
             Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
             tidak berupa, tidak bernama.
             Aku istirah di sini.
             Tenaga gaib memupuk jiwaku.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Di setiap jalan menghadang mastodon dan serigala.
Kamu terkurung dalam lingkaran.
Para pangeran meludahi kamu dari kereta kencana.
Kaki kamu dirantai ke batang karang.
Kamu dikutuk dan disalahkan.
Tanpa pengadilan.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Bubur di piring timah
didorong dengan kaki ke depanmu.
Paman Doblang, apa katamu?
Kesadaran adalah matahari.

             Kesabaran adalah bumi.
             Keberanian menjadi cakrawala.
             Dan perjuangan
             adalah pelaksanaan kata-kata.